Pakaian Adat Kalimantan Barat
akurat.co

Pakaian Adat Kalimantan Barat yang Memiliki Filosofinya Sendiri

Pakaian Adat Kalimantan Barat – Provinsi terluas ke-4 di Indonesia yaitu Kalimantan Barat sesudah Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah dan Papua. Di mana, luasnya sekitar 146.807 km2. Biasanya, suku asli yang menduduki di wilayah ini adalah Suku Dayak yang mencapai 43,1%.

Sementara itu, terdapat juga suku lain yang mendudukinya seperti Suku Bugis, Dayak, Melayu, Banjar, Jawa, Madura, Tionghoa dan suku lainnya.

Bahkan, Kalimantan barat juga mempunyai banyak kebudayaan yang bervariasi, salah satunya mempunyai 2 suku yaitu suku Dayak dan melayu.

Kedua suku tersebut mempunyai ciri khas dan keanekaragaman budaya yang berbeda-beda. Warisan yang sampai sekarang masih berkembang yaitu pakaian adat Kalimantan.

Namun yang paling terkenal yaitu pakaian adat King Baba dan Bibinge. Pakaian adat ini biasanya digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi, ada juga yang digunakan khusus untuk acara pernikahan saja.

Baca juga: Seni Tarian Adat Sumatera Barat Yang Mendunia

Jenis-Jenis Pakaian Adat Kalimantan Barat

Suku Dayak memiliki ragam jenis pakaian adat dengan karakteristik yang berbeda-beda. Namun beberapa pakaian tersebut mempunyai corak dan nuansa yang sudah berakulturasi dengan budaya Melayu.

Biasanya digunakan untuk upacara adat, pernikahan, penyambutan tamu dan lain sebagainya. Pakaian tersebut memiliki makna pemberian kasta yang dapat dilihat dari coraknya.

Corak yang lebih meriah menggambarkan bahwa pakaiannya berasal dari kalangan bangsawan, contohnya corak harimau. Adapun beberapa jenis pakaian adat yang ada di Kalimantan Barat, yakni:

1. King Baba

King Baba
pariwisataindonesia.id

King Baba adalah salah satu pakaian adat yang digunakan laki laki dari suku Dayak. Bentuknya mirip seperti busana yang dimiliki perempuan. Untuk membuatnya memerlukan bahan dari kulit kayu yang sudah dipipihkan terlebih dahulu.

Kemudian, tanaman yang dikenakan untuk mengambil kulitnya yaitu jenis kayu kapuo maupun tanaman ampuro.

Tanaman tersebut adalah tumbuhan endemik khas Kalimantan yang mempunyai kandungan serat yang cukup tinggi. Nama King Baba diambil dari bahasa Dayak yaitu “king” artinya pakaian dan “Baba” artinya laki laki.

Proses pembuatan kulit kayu dipukul menggunakan palu sehingga air yang ada di dalamnya hanya tersisa seratnya saja. Jika kulit kayu tersebut lentur, maka dijemur dan juga di lukis sedemikian rupa dengan etnis khas Dayak.

Warna yang sering digunakan pewarna alami dari alam. Selain itu, untuk membuat bajunya terdapat aksesoris seperti ikat kepala menggunakan bahan yang sama.

Bedanya, aksesoris ikat kepala ini dihiasi dengan bulu burung Enggan Gading yang memberi kesan gagah.  Kemudian dihiasi dengan manik-manik dan dibuat tanpa lengan. Setelah itu, terdapat mandau sebagai senjata tradisional yang disematkan.

2. King Bibinge

King Bibinge
kumparan.com

Pakaian adat Kalimantan Barat suku Dayak yang digunakan khusus untuk perempuan yakni king bibinge. Bentuk pakaiannya lebih tertutup daripada pakaian king baba. 

Pakaian ini juga memiliki model berbentuk rok yang panjang dan tanpa menggunakan lengan. Bahan yang digunakan untuk membuatnya sama seperti bahan baju adat king king baba.

Bedanya, pada pakaian ini ada tambahan untuk menutupi bagian dada menggunakan kain bawahan dan stagen.

Hiasan yang digunakan berupa bulu burung enggang dan manik-manik. Kemudian terdapat lukisan khas Dayak yang dipadu padankan dengan manik-manik kering dan kayu, sehingga baju tersebut tampak lebih indah dan unik.

Aksesoris tambahannya seperti gelang dan kalung. Di mana, gelangnya tersebut dibuat dari bahan alami yaitu dari akar pohon yang dipintal dan dibentuk semenarik mungkin. Sedangkan kalungnya dibuat dari tulang hewan dan akar pohon.

Kalung yang dikenakan bukan sekedar hiasan saja, melainkan untuk jimat atau tolak bala. Setelah itu, perempuan yang mengenakan pakaian ini akan mengikat kepalanya menggunakan ikat kepala khas dari suku Dayak yang bentuknya segitiga.

3. Pakaian Adat Buang Kurung

Pakaian Adat Buang Kurung
kumparan.com

Pakaian adat Kalimantan Barat terakhir yaitu pakaian adat buang kurung yang mirip seperti pakaian adat yang berasal dari Melayu.

Berdasarkan adat Suku Melayu, pakaian adat ini dicirikan berlengan panjang menggunakan kain songket khas Kalimantan Barat.

Baju untuk perempuan cukup panjang dengan bawahan kain tenun, sedangkan untuk laki-laki menggunakan kopiah berwarna hitam.

Bukan cuma kaya akan filosofi, namun pakaian ini juga memiliki perhiasan-perhiasan pakaian adat Melayu sambas yang sangat indah secara estetika.

Keunikan Pakaian Adat Kalimantan Barat

Dari beberapa jenis pakaian adat di atas, bisa ditarik kesimpulan keunikannya. Adapun fakta unik tentang pakaian tradisional Kalimantan Barat, antara lain yaitu:

  • Dalam bahasa Kalimantan, menyebut nama baju adat menggunakan kata “king” yang berarti perempuan, bukan raja.
  • Terbuat dari burung enggang. Burung tersebut merupakan fauna asli Kalimantan yang bulunya digunakan sebagai aksesoris, sebab corak dan warna bulunya sangat indah. Namun saat ini urung tersebut sudah sangat langka sehingga digantikan dengan pernak-pernik suku Dayak.
  • Terbuat dari kulit pohon Borneo yang dapat ditemukan di hutan Kalimantan Barat. Hal ini tercermin dalam baju adat yang mengenakan bahan dari alam, berupa kulit tanaman ampuro dan kayu kapuo.
  • Masing-masing pakaian adat Kalimantan Barat memiliki makna dan filosofi sesuai tradisi dan peradaban. Pakaian adat pria dibuat sebagai wujud kegagahan, keberanian, ketangguhan, keteguhan hati, kewibawaan dan lain sebagainya. Sementara itu, untuk baju wanitanya menggambarkan kecantikan, keanggunan, kesopanan dan kerendahan hati.

Apa Saja Aksesoris Pakaian Adat Kalimantan Barat?

Setiap pakaian adat tentu saja sudah di dilengkapi dengan berbagai macam aksesoris sebagai penambah kesan yang indah dan menarik jika dilihat.

Begitu juga dengan pakaian adat Kalimantan Barat yang menambahkan berbagai macam aksesoris, antara lain yaitu:

  • Kalong manik kalabe untuk perempuan muda khusus
  • Kalong manik lawang yang dapat digunakan perempuan dan laki-laki.
  • Kalong atau manik perak sebagai hiasan leher yang bermakna bahwa penggunanya mampu bermasyarakat.
  • Posong sebagai hiasan menghiasi dan dapat memperindah lubang telinga perempuan.
  • Isi emas atau gigi emas sebagai hiasan gigi dan menandakan bahwa yang menggunakan pakaian tersebut berasal dari keluarga berada.
  • Tangkai atau sumpae sebagai hiasan lengan laki-laki dan perempuan.
  • Simbolong berupa sanggul sebagai hiasan kepala untuk kaum wanita, maknanya seorang remaja perempuan.
  • Tajuk bulu tantawan atau hiasan kepala yang digunakan saat upacara sukacita maupun duka cita.
  • Ikat pinggang atau sabung yang biasa digunakan laki-laki bernama kandit, sedangkan untuk wanita dinamakan kandung merah.
  • Selempang sebagai aksesoris tambahan wanita, bisanya selempang tersebut menggunakan kain songket bermotif.

Makna Warna Bagi Suku Dayak

Setiap warna memiliki filosofi dan maknanya tersendiri, begitu juga dengan warna pakaian adat Kalimantan Barat. Adapun makna dari segi warna untuk suku Dayak, yaitu:

  • Warna merah melambangkan rasa kekompakan, persatuan dan keberanian untuk membela kebenaran.
  • Putih melambangkan kesucian dan kemurnian jiwa masyarakat.
  • Kuning melambangkan rasa keagungan, kemegahan, kejayaan dan kehormatan.
  • Hitam melambangkan kedewasaan atau digunakan untuk lambang berkabung.
  • Hijau melambangkan kesuburan dan kemakmuran.

Itulah penjelasan tentang pakaian adat Kalimantan barat yang mempunyai berbagai ragam jenis dan filosofinya masing-masing. Tentu saja pakaian adat tersebut masih dilestarikan sampai sekarang. Misalnya seperti pakaian adat King baba dan King bibinge yang merupakan kebanggaan suku Dayak. Terima kasih atas kunjungan Anda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *